Selasa, 12 Mei 2009

Bigger Responsibilities, Bigger Workloads

Yes, I got much more responsibilities now. Besides doing the administration in the HIV clinic, now I become the ISO certification team secretary, just got the letter yesterday. This means there will be so so many things to do. But Hopefully i can do everything well. Bismillah... :)

Jumat, 24 April 2009

Satu Hari di Lokalisasi...

Terdengar menyeramkan, saya juga merasa demikian pada awalnya. Tapi hari itu, tanpa rencana sebelumnya, saya memutuskan untuk ikut dengan tim klinik VCT yang akan Mobile ke Lokalisasi yang letaknya tidak jauh dari RSUD Arifin Achmad. Kegiatan penyuluhan seperti ini biasa kami lakukan setidaknya satu kali dalam tiap bulannya. Sejak saya bekerja di klinik ini, Januari 2009 lalu, ini merupakan pertama kalinya tim Mobile VCT mendatangi lokalisasi tersebut.

Saya sebenarnya merasa sangat deg-degan menghadapi keadaan yang akan saya saksikan disana. Tapi nyatanya, setelah sampai disana. Tak ada yang berbeda, semua tampak seperti layaknya perumahan biasa, tempat penduduk menengah ke bawah tinggal.

Kalo di ujung jalan sebelum perkampungan ini tidak ada tulisan, "Selamat Datang di Teleju", mungkin saya juga tidak akan tahu bahwa tempat ini adalah Lokalisasi.

Berada disana, saya merasa prihatin sekaligus miris. Karena banyak diantara para Pekerja Seks ini yang terjebak di pekerjaan ini. Mereka diiming-imingi akan mendapat gaji besar, bekerja di restaurant besar, dsb.
Ini membuat saya berpikir, bagaimana perasaan mereka harus 'melayani' pria-pria hidung belang ini? Bagaimana perasaan anak-anak mereke jika tahu uang yang mereka terima tiap bulan adalah hasil dari pekerjaan sekotor ini?

Saya jadi ikut merasa sedih, sebagai wanita, terkadang mereka tidak punya pilihan. Mereka umumnya janda atau telah ditinggal oleh suami mereka yang tak bertanggung jawab. Sementara anak-anak mereka butuh banyak dana untuk sekolah dan kebutuhannya.

Saya sempat bertanya pada satu diantara mereka:
Z: Udah berapa lama disini mba'?
WPS: Sudah 4,5 bulan mba'.
Z: Wah masih baru banget ya mba'. Memangnya keluarga mba' dimana?
WPS: di Bandung
Z: Trus kenapa mba' mau kerja disini? diajak siapa?
WPS: Diajak temen mba', katanya mau diaksih kerjaan di Restoran besar (sambil tersenyum miris)
Z: Waduh, tapi ternyata temennya bawa ke sini.. (sambil geleng-geleng kepala, prihatin) Trus, gak mau pulang ke Bandung lagi aja mba?
WPS: Iya, rencananya 1,5 bulan lagi, begitu kontraknya habis, saya langsung pulang.
Z: OOoh...(sambil bersyukur dalam hati)

See, dia terjebak, oleh teman yang tega merusak teman sendiri. Apa ini bisa dikategorikan teman? Saya rasa Anda bisa menjawab sendiri...

Sabtu, 18 April 2009

Penyebab dan Penularannya

AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.

Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.[26][27] Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.[25][28][29] Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. [30] HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.[31][32][33] Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.


Penularan Seksual

Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih beresiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan resiko hubungan seks anal lebih besar daripada resiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak beresiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.[34] Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.[35]

Penyakit menular seksual meningkatkan resiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofag) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar resiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofag.[36]

Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.[36][37] Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.[38][39] Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.

Kontaminasi patogen melalui darah

Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan resiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi resiko itu.[40] Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.[41] Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.[42]

Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".[43]

AIDS and HIV

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Kamis, 16 April 2009

Welcome!

Selamat datang di blog saya...

Disini saya akan share pengalaman saya bekerja di lingkungan ODHA dan OHIDA...
Mungkin ada yang bingung, well let's just start...

ODHA adalah Orang Dengan HIV/AIDS, sedangkan OHIDA adalah Orang yang Hidup Dengan Penderita HIV/AIDS.

OHIDA bisa meliputi keluarga, teman, orang-orang yang tinggal satu atap dengan ODHA.

Well, selamat membaca yaa...