Kamis, 20 Januari 2011

Kompetensi Manajer Rumah Sakit

BAB I
PENDAHULUAN



Seiring dengan kemajuan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi termasuk dalam bidang Kedokteran dan Kesehatan serta sistem ekonomi, pembiayaan, tata nilai sosial, dan regulasi, yang melingkupi organisasi rumah sakit telah mengubah pola pertumbuhan dan perkembangan rumah sakit.1 Dari sisi eksternal, rumah sakit dihadapkan pada tuntutan dari masyarakat yang semakin kritis atas seluruh jasa pelayanan yang diterimanya. Rumah sakit dituntut untuk lebih meningkatkan pelayanan medis dan pelayanan administratifnya. Sedangkan dari sisi internalnya, rumah sakit dihadapkan pada kemampuan personalia yang dituntut dapat mengikuti perkembangan teknologi di bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan Rumah Sakit tersebut dalam memberikan kepuasan pada pasien dan keluarganya. Kepuasan pasien ini dapat dicapai dengan banyak cara, peningkatan sarana dan prasarana RS, peningkatan keramahan petugas pelayanan, serta peningkatan kualitas staff. Namun hal ini tidak dapat tercapai tanpa peran dari seorang pemimpin, dalam hal ini Manajer Rumah Sakit.
Seorang Manajer secara umum harus dapat memiliki kriteria kompetensi tertentu, baik dari segi personal maupun dari segi kemampuan teknisnya. Demikian pula dengan Manajer Rumah Sakit, ia harus memiliki kemampuan memimpin staff, mengorganisasi RS yang memiliki kompleksitas tinggi, serta mengetahui pengetahuan kesehatan dasar.
Kompetensi sering diartikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seseorang yang memampukannya untuk mencapai kinerja yang superior. Kompetensi akan mengarahkan tingkah laku dan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Kompetensi manajer rumah sakit adalah modal strategis yang wajib dimiliki oleh para pengelola rumah sakit. Untuk memahami lebih dalam mengenai Kompetensi Manajer Rumah Sakit, kita dapat melakukan beberapa hal. Mencari sumber – sumber bacaan yang telah terbitkan, maupun melakukan observasi terhadap Manajer – manajer yang ada di beberapa RS. Hasil studi kepustakaan dan pengamatan ini akan dibahas dalam makalan ini
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Manajer 3,4

Posisi ‘Manager’ dapat ditemukan pada hampir semua organisasi. Para manajer ini dapat ditemui dengan berbagai sebutan; pemimpin tim, kepala departemen, manajer proyek, dekan, presiden, administrator dan lain-lain. Para manajer ini selalu bekerja dengan orang-orang lain yang bergantung pada mereka untuk mendapat dukungan kritis dan bantuan dalam pekerjaan yang sedang mereka kerjakan. Jadi secara umum manajer dapat didefinisikan sebagai beberapa orang dalam suatu organisasi yang secara langsung memberikan dukungan dan membantu memotivasi pekerjaan dan pencapaian kinerja pekerja lain serta bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai organisasi tersebut. Manajer tidak hanya bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri tapi terhadap pencapaian kinerja tim, kelompok kerja, departemen, bahkan organisasi secara keseluruhan.
Manajer – manajer ini harus menjalankan fungsi – fungsi manajemen dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi organisasi yang dipimpinnya. Untuk melaksanakan fungsi – fungsi tersebut, para manajer ini harus memiliki kompetensi tertentu.

II.2 Kompetensi

Kompetensi melibatkan karakteristik individual, seperti ketepatan, kreatifitas dan intuisi yang tidak mudah diamati, serta menyangkut keinginan untuk belajar terus menerus. Kompetensi adalah konsep umum dan model untuk mengukur pengetahuan, keahlian, kemampuan, sikap dan karakteristik lainnya. Ini berkaitan erat dengan kinerja seseorang.5
Menurut Boyatzis (1982), yang dimaksud dengan kompetensi adalah karakteristik seseorang yang berhubungan dengan kinerjanya, yaitu meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), kemampuan (abilities) dan karakteristik atau sifat (traits/attitudes).6 Pengetahuan berarti memahami fakta dan prosedur. Sifat berarti karakteristik/kepribadian seseorang yang mempengaruhi tingkah lakunya serta dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi dan sosial (pengendalian diri, kepercayaan diri dan sebagainya). Keterampilan yaitu kapasitas untuk melakukan suatu tindakan tertentu, dimana keterampilan seseorang merupakan gabungan dari pengetahuan dan strategi yang digunakan untuk menerapkannya. Sedangkan kemampuan adalah suatu sifat yang diwarisi/diperoleh seseorang melalui pengalaman terdahulu dan terbawa hingga sekarang (Landy, 1985), dimana sifat ini bersifat lebih mendasar dan stabil dibandingkan pengetahuan dan keterampilan (Fleishman & Bartlett, 1969).
Selain kemampuan-kemampuan tersebut, karakteristik personal yang sebaiknya dimiliki untuk mencapai kesuksesan seorang manajer, diantaranya:3
• Komunikasi. Kemampuan untuk berbagi ide dan temuan dengan jelas secara tertulis dan lisan, termasuk tulisan, presentasi, memberi atau menerima umpan balik, dan penggunaan teknologi.
• Teamwork. Kemampuan untuk bekerja efektif sebagai anggota tim dan pemimpin tim, meliputi kontribusi dalam tim, kepemimpinan dalam tim, manajemen konflik, negosiasi, dan membangun kesepakatan.
• Self-management. Kemampuan untuk mengevaluasi diri sendiri, mengubah sikap dan memenuhi kewajiban kinerja.
• Leadership. Kemampuan untuk mempengaruhi dan mendukung pekerja lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang kompleks dan sulit dimengerti. Meliputi kesadaran tentang perbedaan, pengetahuan yang luas, manajemen proyek dan tindakan strategis.
• Critical thinking. Kemampuan untuk mendapat dan menganalisis informasi dengan pemecahan masalah yang kreatif. Meliputi pemecahan masalah, penilaian dan pembuatan keputusan, pengumpulan dan interpretasi informasi, kreatifitas serta inovasi.
• Professionalism. Kemampuan untuk menjaga citra positif, percaya diri dan peningkatan karir secara terus menerus. Meliputi keterlibatan dan inisiatif personal, serta manajemen karir.
Menurut Hadari Nawawi (2006), kompetensi dibagi menjadi: 8
1. Kompetensi Umum adalah unjuk kerja atau kinerja maksimum sebagai Standar Kualifikasi atau Standar Kompetensi dalam proses pelaksanaan suatu pekerjaan.
2. Kompetensi Tradisional berarti kondisi kemampuan seseorang yang dinyatakan didalam ijasah yang dimiliki sebagai jaminan bahwa pemiliknya sudah mempelajari dan memiliki kemampuan dalam bidang tertentu
3. Kompetensi Individual adalah kemampuan nyata dalam merealisasi kompetensi yang telah dipelajari sebagai dinyatakan didalam ijasah.
4. Kompetensi Vokasional berarti kemampuan kerja yang dituntut oleh suatu pekerjaan pada pekerja yang melaksanakannya.

II.2.1 Managerial Competency

Manager harus memiliki kompetensi tertentu agar dapat menjadi manager yang baik. Hal ini disebut managerial competency. Managerial competency adalah kemampuan atau karakter personal yang memberikan kontribusi terhadap tingginya kinerja dalam suatu posisi manajemen.3 Kompetensi ini juga menyangkut kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang telah dibahas sebelumnya, yaitu perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing), memimpin (leading) dan pengawasan (controlling). Selain itu, kompetensi lain yang harus dimiliki berkaitan dengan kemampuan mendapatkan informasi, interpersonal skill, dan kemampuan dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan peran manager, termasuk pembuatan jadwal/ agenda dan networking.
Pada bagian di atas telah dijelaskan mengenai kompetensi inti yang dirumuskan oleh WHO. WHO ternyata merumuskan juga model kompetensi manajemen, antara lain:6
• Menciptakan lingkungan yang memotivasi; membimbing dan memotivasi staf untuk mengadapi tantangan dan mencapai tujuan.
- Memberikan petunjuk yang jelas pada staf dan mendukungnya untuk mencapai tujuan
- Memastikan tugas dan tanggung jawab masing-masing staf dimengerti
- Mendelegasikan tugas dengan baik pada staf dan mendukung mereka untuk mencapai tujuan
- Menunjukkan kepercayaan diri terhadap staf dan membuat inisiatif
- Memberikan staf umpan balik
- Memotivasi staf untuk mencapai tujuan individu dan tim
• Memastikan penggunaan sumber daya yang efektif; mengidentifikasi prioritas tujuan organisasi. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana kerja, mengorganisasikan sumber daya yang diperlukan dan memonitor hasil.
- Mengembangkan rencana menjadi tujuan yang jelas dan memperhitungkan perubahan situasi
- Mengidentifikasi prioritas dan mendefinisikan tujuan yang memiliki jangka waktu
- Mengidentifikasi, mengorganisasikan, dan mengelola sumber daya dengan efektif
- Mampu merelokasi sumber daya dan mengatur prioritas untuk mengatasi keadaan tak terduga
- Mengembangkan ukuran untuk mengawasi sumber daya dan perkembangan sesuai rencana
- Mengawasi biaya dan menggunakan metode cost-effective
• Membangun partnership internal dan eksternal; mengembangkan dan menguatkan hubungan internal dan eksternal. Mengidentifikasi dan mensinergikan di dalam organisasi dan dengan partner luar.
- Mengembangkan hubungan kerja di dalam organisasi dan di luar untuk meningkatkan kesuksesan organisasi
- Membangun dan mempertahankan hubungan kerja yang menguntungkan di dalam dan di luar organisasi
- Mendukung anggotanya membangun jejaring kerja untuk meningkatkan hasil
- Menciptakan kesempatan untuk meningkatkan sinergi kerja di dalam dan di luar organisasi
- Mendukung orang dari bagian yang berbeda untuk bekerja bersama
Masing-masing kompetensi tersebut memiliki level hierarki yang disebut proficiency level yaitu menggambarkan tingkatan sejauh mana seorang manajer senior telah menguasai kriteria kompetensi tertentu atau merupakan hierarki penguasaan knowledge, skills, behaviours, atau outcomes berdasarkan level berikut:8
- Basic: dapat mengaplikasikan konsep dan metode dasar namun masih memerlukan supervisi dan pelatihan
- Competent: dapat membuat dan menerapkan konsep dan metode yang lebih lanjut secara mandiri, merencanakan dan membimbing pekerjaan orang lain serta melakukan analisis
- Advanced: dapat memahami dan menerapkan konsep dan metode yang lebih kompleks, memimpin dan mengarahkan individu/kelompok yang memiliki spesialisasi tertentu, serta dapat melakukan analisis yang lebih mendalam
- Expert: memiliki keahlian spesialisasi yang lebih mendalam, dapat memimpin arah dari organisasi, serta menjabarkan/mengembangkan suatu model atau teori organisasi.

Dalam setiap organisasi kebutuhan akan kompetensi manajer ini akan berbeda satu dengan lainnya. Dengan perbedaan kondisi organisasi ini, maka perlu dibuat standar kompetensi. Penyusunan standar kompetensi ini dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut (M. Noedjiman):8
1. Disusun dengan pendekatan bidang pekerjaan, bukan jabatan
2. Setiap pekerjaan diurai tugas tugasnya
3. Setiap tugas distandarkan unit kompetensinya
4. Standar Kompetensi Kerja adalah Standar Industri berlaku umum untuk perusahaan sejenis
5. Standar Kompetensi kerja dapat dikemas dengan pendekatan okupasi atau kualifikasi
6. Setiap perusahaan dapat mengemas Standar Kompetensi kerja sesuai dengan kebutuhannya
7. Standar Kompetensi kerja menjadi acuan untuk perancangan program pendidikan dan pelatihan.


Dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa, kompetensi manajemen RS Indonesia dipengaruhi oleh perilaku, sikap, inovasi, pengetahuan dan keterampilan manajemen. Dengan adanya aspek – aspek ini seorang manajer yang berkompeten dapat terbentuk. Aspek – aspek ini menjadi beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang Manajer Rumah Sakit.

II.3 Pengamatan Terhadap Manajer Rumah Sakit
Dengan waktu singkat yang dimiliki untuk mengerjakan tugas ini saya menyempatkan diri untuk mendatangi Rumah Sakit yang ada di kota ini, yaitu RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. RS ini merupakan Rumah Sakit pemerintah yang dikelola pemerintah daerah Provinsi Riau.
RSUD AA Riau dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi beberapa Direktur yaitu Direktur Umum dan SDM, Direktur Medik dan Keperawatan, serta Direktur Keuangan.
Saya mengamati salah satu Kepala Sub Bidang yang ada di bawah Direktorat Pelayanan Medik. Ia adalah seorang dokter spesialis yang sejak beberapa tahun lalu menduduki jabatan structural. Dari diskusi yang sempat dilakukan ia tidak memiliki pendidikan formal dibidang manajemen atau administrasi. Tapi ia mendapat pelatihan non formal yang diadakan pemerintah saat akan menduduki jabatannya. Dalam melaksanakan tugas – tugasnya ia sangat memiliki dedikasi tinggi dan selalu berusaha melakukan pendekatan personal terhadap bawahannya. Memastikan staf yang ada di bawahnya mengerti dengan jelas tujuan –tujuan yang harus dicapai oleh Bidang Pelayanan yang ia kepalai, ia memotivasi mereka untuk berinisiatif dan memberikan masukan – masukan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi.
Ia memberikan contoh – contoh yang baik kepada bawahannya, misalnya dengan selalu datang tepat waktu. Selain itu saat melakukan rapat evaluasi mingguan atau bulanan, ia selalu berusaha memberikan waktu bagi bawahannya untuk menyampaikan keluhan atau permasalahan yang dihadapi dalam kurun waktu tersebut. Hal ini amat baik sehingga pemecahan masalah dapat langsung dilakukan tepat pada sasaran.


BAB III
PENUTUP


Standar Kompetensi Manajemen yang ada di Rumah Sakit dapat membantu untuk meningkatkan kualitas pemimpin yang ada di Rumah Sakit, dalam hal ini Manajer Rumah Sakit. Kompetensi – kompetensi ini manajemen ini sebaiknya dimiliki oleh seorang Manajer di RS agar dapat mencapai tujuan –tujuan RS dan mengelola organisasi RS yang kompleks.
Dalam memenuhi fungsinya untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi, manajer harus memiliki beberapa kompetensi yang akan membantu mereka untuk berfungsi secara efektif dan efisien.4 Kompetensi manajer ini merupakan kumpulan pengetahuan, kemampuan, perilaku, dan sikap dalam mengelola suatu peran manajerial.4
Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan sebelum bekerja (pre-service education), pelatihan saat bekerja (in-service training), dan dari pengalaman kerja (work / on-the-job experience) termasuk umpan balik dari atasan maupun rekan kerja.6 Kompetensi ini merupakan determinan utama kinerja tenaga kesehatan atau penyedia pelayanan kesehatan. Karena itu, pengukuran kompetensi secara berkala penting dilakukan untuk menentukan kemampuan dan kesiapan para tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA


1. Lokalatih Pengembangan Kompetensi Manajerial Bagi Pimpinan Rumah Sakit. http://bumimadani.wordpress.com/2009/12/22/lokalatih-pengembangan-kompetensi-manajerial-bagi-pimpinan-rumah-sakit/. 2009. 06/12/2010.
2. Schermerhorn, John R. 2005. Management: 8th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
3. Pilay R. Managerial competencies of hospital managers in South Africa: a survey of managers in the public and private sectors. http://www.human-resources-health.com/content/6/1/4. 2008. 6/12/2010
4. Fang, Chung-Hsiung; Sue-Ting Chang and Guan-Li Chen. 2010. Competency development among Taiwanese healthcare middle manager: A test of the AHP approach. Taiwan. African Journal of Business Management Vol. 4
5. WHO Global Competency Model. www.who.int/entity/employment/WHO_competencies_EN.pdf. 6/12/2010
6. Sabarguna, Boy S. 2009. Kompetensi Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: CV Sagung Seto
7. Rijadi, Suprijanto. 10/01/2011. Bahan Kuliah Organisasi dan Manajemen RS: Kompetensi Manajer RS. FKM Universitas Indonesia.


***
Tugas akhir yang saya kerjakan untuk Mata Kuliah Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit di program KARS FKM UI 2010

1 komentar:

  1. Hatur nuhun kalayan postingannana!

    Insya Alloh!, aya mangpaatna kanggo sim kuring!

    Salam ti sim kuring nu jenengannana Dada Chandra Ramadhan ti kota Lembang!

    BalasHapus